Menyelami Era Baru Penilaian Pendidikan: Memahami Permendikbud 21/2022
Dunia pendidikan Indonesia memasuki babak baru dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan (Permendikbud 21/2022).
Ternyata peraturan ini membawa angin segar perubahan, menggeser paradigma penilaian tradisional menuju sistem yang lebih holistik dan berpusat pada peserta didik.
Penilaian Holistik: Menuju Pengukuran Kemajuan yang Lebih Komprehensif
Permendikbud 21/2022 menandakan era penilaian holistik, di mana kemajuan belajar peserta didik tidak lagi hanya diukur melalui tes tertulis. Berbagai teknik penilaian, seperti observasi, proyek, portofolio, dan penugasan, kini menjadi bagian penting dalam sistem penilaian. Pendekatan ini memungkinkan pengukuran yang lebih komprehensif dan akurat, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Laporan Deskriptif: Memberikan Gambaran Jelas Perkembangan Peserta Didik
Laporan kemajuan belajar peserta didik pun mengalami transformasi. Nilai angka tak lagi menjadi satu-satunya tolok ukur. Kini, laporan dilengkapi dengan deskripsi yang kaya tentang perkembangan profil belajar peserta didik. Deskripsi ini didasarkan pada data yang diperoleh dari berbagai teknik penilaian, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kekuatan, kelemahan, dan potensi individual setiap peserta didik.
Penilaian Karakter: Membangun Generasi Muda Bermoral dan Bertanggung Jawab
Penilaian karakter menjadi elemen penting dalam Permendikbud 21/2022. Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, tanggung jawab, kolaborasi, dan kepedulian diintegrasikan dalam penilaian holistik. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional untuk menghasilkan generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter mulia.
Penghapusan Ujian Tertentu: Mengurangi Stres dan Memberikan Ruang Belajar yang Lebih Luas
Permendikbud 21/2022 menandai penghapusan Ujian Nasional (UN) dan ujian semester/tengah semester. Digantikan dengan Asesmen Nasional (AN) yang dirancang untuk mengukur capaian belajar peserta didik di tingkat nasional dalam literasi, numerasi, dan karakter. Penghapusan ujian-ujian ini diharapkan dapat mengurangi stres dan kecemasan yang dialami peserta didik, serta memberikan ruang belajar yang lebih luas untuk mengembangkan potensi mereka.
Peran Penting Guru dan Orang Tua dalam Implementasi Permendikbud 21/2022
Guru memiliki peran krusial dalam merancang dan melaksanakan penilaian holistik, serta memberikan umpan balik yang efektif kepada peserta didik. Pengembangan kompetensi di bidang ini menjadi kunci sukses implementasi Permendikbud 21/2022.
Orang tua juga perlu dilibatkan dalam proses penilaian dan memberikan dukungan kepada anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka dan kerjasama yang erat antara guru dan orang tua akan sangat membantu kelancaran implementasi peraturan ini.
Tantangan dan Harapan: Menuju Sistem Penilaian yang Berkualitas
Penerapan Permendikbud 21/2022 masih dalam tahap awal dan tentu saja terdapat tantangan yang perlu dihadapi. Namun, dengan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak, sistem penilaian yang berkualitas dan berpusat pada peserta didik ini diharapkan dapat membawa manfaat jangka panjang bagi masa depan pendidikan Indonesia.
Mari kita bersama-sama menyelami era baru penilaian pendidikan ini dengan penuh optimisme dan semangat untuk membangun generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan!
Kata kunci:
Penilaian pendidikan
Permendikbud 21/2022Standar penilaian
Penilaian holistik
Teknik penilaian
Laporan deskriptif
Penilaian karakter
Asesmen Nasional
Kurikulum Merdeka
Kualitas pendidikan
Guru
Orang tua
Tantangan
Manfaat
0 Komentar
Monggo silakan berkomentar